• PESAN PENCOPET PADA PACARNYA


     

    PESAN PENCOPET PADA PACARNYA

    Sitti,
    kini aku makin ngerti keadaanmu
    Tak ‘kan lagi aku membujukmu
    untuk nikah padaku
    dan lari dari lelaki yang miaramu

    Nasibmu sudah lumayan
    Dari babu dari selir kepala jawatan
    Apalagi?
    Nikah padaku merusak keberuntungan
    Masa depanku terang repot
    Sebagai copet nasibku untung-untungan
    Ini bukan ngesah
    Tapi aku memang bukan bapak yang baik
    untuk bayi yang lagi kau kandung

    Cintamu padaku tak pernah kusangsikan
    Tapi cinta cuma nomor dua
    Nomor satu carilah keslametan
    Hati kita mesti ikhlas
    berjuang untuk masa depan anakmu
    Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu
    Kuraslah hartanya
    Supaya hidupmu nanti sentosa
    Sebagai kepala jawatan lelakimu normal
    suka disogok dan suka korupsi
    Bila ia ganti kau tipu
    itu sudah jamaknya
    Maling menipu maling itu biasa
    Lagi pula
    di masyarakat maling kehormatan cuma gincu
    Yang utama kelicinan
    Nomor dua keberanian
    Nomor tiga keuletan
    Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta
    Inilah ilmu hidup masyarakat maling
    Jadi janganlah ragu-ragu
    Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu

    Usahakan selalu menanjak kedudukanmu
    Usahakan kenal satu menteri
    dan usahakan jadi selirnya
    Sambil jadi selir menteri
    tetaplah jadi selir lelaki yang lama
    Kalau ia menolak kau rangkap
    sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya
    itu berarti ia tak tahu diri
    Lalu depak saja dia
    Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan
    asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya
    Ini selalu menarik seorang menteri
    Ngomongmu ngawur tak jadi apa
    asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan
    Kerna begitulah cermin seorang menteri

    Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
    Siang malam jagalah ia
    Kemungkinan besar dia lelaki
    Ajarlah berkelahi
    dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang
    Jangan boleh menilai orang dari wataknya
    Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan
    Kawan bisa baik sementara
    Sedang lawan selamanya jahat nilainya
    Ia harus diganyang sampai sirna
    Inilah hakikat ilmu selamat
    Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi
    Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru
    itu celaka, uangnya tak ada
    Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara
    supaya tak usah beli beras
    kerna dapat dari negara
    Dan dengan pakaian seragam
    dinas atau tak dinas
    haknya selalu utama
    Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu
    dan wataknya licik seperti saya–nah!
    Ini kombinasi sempurna
    Artinya ia berbakat masuk politik
    Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen
    Atau bahkan jadi menteri
    Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta

    Rendra
    Dari buku Sajak-Sajak Sepatu Tua, Pustaka Jaya, Jakarta, 1972

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar